Pages

Kamis, 21 Februari 2013

Drama Bahasa Indonesia


Persahabatan
Syafa dan Marwa merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suata hari ketika keluarga Marwa jatuh miskin, Syafa pun tak ingin lagi bersahabat dengan Marwa.
Suatu siang ketika Marwa, Syafa, Fachri , ‘Aini dan Taza sedang berada di kelas untuk bersih-bersih sebelum pulang sekolah, Marwa dengan berat hati mengatakan kepada Syafa untuk membantunya. Karena menurutnya Syafa lah yang bisa menolongnya dan Syafa merupakan sahabatnya, malah yang terjadi adalah Syafa balik menghina Marwa.


Marwa : Syafa, bisakah kau menolongku?
Syafa : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Marwa : Kenapa dengan mu Syafa? Bukankah kita sahabat?apa kau lupa itu?
Syafa : Sahabat? Maaf ya aku tidak punya sahabat yang miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Fachri : kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Marwa : Tidak ada apa-apa kok. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Syafa?
Syafa : Baik-baik saja? Begini nui, tadi si miskin ini meminta bantuan ke aku. Tapi sayangnya aku tak ingin membantu si miskin ini. Aku tidak mau bersahabat dengan nya.( Marwa pun pergi karena mendengar perkataan Syafa seperti itu.
Fachri : Jangan begitu Syafa. Bukankah  kau dan Marwa memang bersahabat sejak kecil? Masak karena Marwa jatuh miskin kau tak mau bersahabat dengannya?. Seharusnya saat seperti ini kamu menunjukkan , kalau kamu sahabat yg baik.
Taza : Betul itu kata Nui. Seharusnya kau sekarang mendukung dia, bukan menghina dia seperti itu. Kasian kan dia.
‘Aini : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Syafa : Kalian pikir siapa kalian yang berani-berani menasehatiku? Sok baik! Urus saja diri kalian masing-masing.
Taza : Kita bukannya bermaksud sok baik. Tapi kita tidak mau persahabatan kamu dan Marwa berakhir seperti ini.
Syafa : Halah itu bukan urusan ku dan juga kalian. ( Syafa pun langsung pulang )
‘Aini : Setan apa yang merasuki anak itu? Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Marwa. Bukankah selama ini dia yang selalu saja membela-bela Marwa ketika ada masalah?
Fachri : ya itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu, Syafa hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Taza : Pantas saja.
‘Aini : Pantas apanya?
Taza : sudahlah jangan dibahas lagi, mending kita pulang saja.
Fachri : betul itu.

keesokan harinya Mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak dengan Marwa. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan kesekolah, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan Marwa di pinggir jalan yang sedang mencari barang bekas.

Fachri : Hey bukannya itu Marwa?
Taza : ia benar itu Marwa. Sedang apakah dia? Bukannya masuk sekolah malah keluyuran seperti itu.
Fachri : ia benar. (Fachri pun langsung menarik Syafa yang jalan di belakangnya dan sedang asyik dengan Iphone-nya) Liat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Syafa : haha… Pasti sedang mengais-ngais sampah. Namanya juga orang miskin.
‘Aini : Apaan sih. Ayo kita temui  saja dia.
Fachri : Marwa, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk 2 minggu ini?
Marwa : (dengan Kaget) aku? Ya seperti yang kalian liat.
Syafa : aku bilang juga apa. Pasti dia sedang mengais-ngais sampah. Seperti tidak tahu saja kalian kerjaan orang miskin.
Taza : sudahlah Syafa  bagaimanapun  Marwa itu sahabatmu.
Fachri : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah lagi Marwa?
Marwa : Begini, orang tua ku tidak punya uang untuk membiayai aku dan adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup.
‘Aini : Mulia betul hati mu sobat.
Syafa : haha. Mulia apanya? Dia cuma mau mencari muka ! kalian ini gampang sekali dibodohi sama dia.
Marwa : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat lagi dengan ku ya sudah!  itu tidak jadi masalah buat ku, tapi jangan kau hina ku. Satu lagi, aku tidak pernah menyesal pernah berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Syafa.
Fachri : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Syafa, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa yang Marwa rasakan sekarang.
‘Aini dan Taza : Betul itu.
Syafa : haha. Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Toh keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha
‘Aini : Sombong sekali itu anak. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Fachri : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita
Taza : ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan Marwa.
( mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar