Pages

Senin, 25 Februari 2013

Kutipan novel Berselimut Surban Cinta



Kapan Rindu Berbunga di Sekeping Hati ?
Rindu berbunga di sekeping hati , akan berbunga apabila antara aku dan kamu telah melebur menjadi kita. Di sana tiada ego (ananiyah) yang harus menjadikan yang lain sebagai “ terdakwah” di sidang kemarahan hati kejalangan nurani. Kita adalah satu suara antara kamu dan aku. Kita senasib sepenanggungan walaupun nasab yang berbeda. Kita satu tujuan pemikiran walaupun logika yang bermain sebelum “pertemuan” kita itu beraneka dugaan dan persangkaan  yang semuanya bermain dalam logika aku dan kamu.
 Kapan Rindu Berbunga di Sekeping Hati ?

 
Rindu berbunga di sekeping hati, akan berbunga apabila antara kami dan mereka berkumpul menjadi kita. Di sana tiada lagi primordialisme dan ego kesukuan, ego nasab, ego partai, ego organisasi, ego jenis kelamin, dan semua yang dapat di jadikan ego untuk memperlihatkan hegemoni  atas “kekuasaan” kelompok yang satu dengan “klaim” kebenaran kelompok yang lain. Logika kami-mereka pun akan bermain dengan mencari jalan “pembenaran” , “pelegalan” , dan “pengesahan” atas segala bentuk ucapan dan tingkah laku yang dilakukan oleh kami atau mereka. Maka, jangan heran apabila loyalitas nasabiyah antara kami dan mereka itu akan berakhir dengan kerusuhan, pembunuhan, dan kejahatan lain. Karena masing – masing mengklaim atas kebenaran ucapan dan perilaku jahat yang dilakukannya.
Kapan Rindu Berbunga di Sekeping Hati ?
Rindu berbunga di sekeping hati, akan berbunga dan tetap selalu berbunga ketika “angina sepoi – sepoi” kejujuran bebas memasuki hati dan keluan melalui jendela hati yang suci dan hening. Saat aku-kamu melebur diri menjadi kita, dan saat kami-mereka berkumpul menjadi kita, serta adanya gabungan sikap saling mempercayai antara kamu-aku, kami-mereka yang menjadi satu, yaitu  kita. Ya, kita saling mempercayai, saling menolong, saling membantu, dan slaing menyayangi. Oke , itulah rindu yang berbunga di sekeping hati terdalam.

0 komentar:

Posting Komentar