Pages

Kamis, 14 Februari 2013

Review Novel Titian Nabi

Umurnya baru menginjak angka lima belas ketika Attar mengetuk pintu hatinya. Dengan kekuatan cinta, Attar berhasil memaksanya memutar anak kunci yang melekat di daun pintu tabir jiwanya yang tertutup rapat. Attarlah yang membimbing jiwanya memasuki taman cinta kasih yang dipenuhi aneka ragam tanaman beraroma harapan. Attarlah yang telah menjadikan malam-malamnya berhias mimpi-mimpi indah.


Zahra, demikian orang sekitar memanggil gadis itu.

Setiap wanita pasti memiliki sosok "Attar" dalam hatinya yang akan mendatanginya setiap senja menjelang; yang akan membisikkan di telinga jiwanya nyanyian cinta lewat desiran angin malam.

Setiap wanita yang jauh dari "Attar"-nya, akan duduk termenung sendiri, dan terkadang harus menghibur dirinya dengan senyuman atau senandung kecil. Apalagi kala keheningan malam telah sempurna, dan hawa dingin menyelimuti peraduan, di saat itulah jiwa membutuhkan kelembutan sapanya.

Novel religius Titian Nabi ini mengangkat perjuangan hati dan cinta suci Zahra dan Attar. Namun cinta mereka tidaklah mulus, sebab terdera perpisahan karena Attar melanjutkan pendidikannya ke Mesir. Seberapa kokohkah cinta suci yang dipersaksikan pada tiga negeri, Indonesia, Mesir, dan Tanah Suci Makkah itu? Sanggupkah bahtera cinta mereka menahan amukan badai yang menerjang? Akankah cinta mereka selamat berlabuh ke tepi dermaga atau malah tenggelam di tengah samudra ?


0 komentar:

Posting Komentar